KODEMIMPI - Setidaknya 21 jurnalis telah terbunuh sejak pecahnya perang Hamas-Israel, mayoritas terjadi dalam serangan Israel di Gaza, menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ).
CPJ melaporkan bahwa hingga Kamis (19/10/2023), 17 jurnalis Palestina, tiga jurnalis Israel, dan satu jurnalis Lebanon telah tewas sejak kelompok Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, diikuti dengan pengeboman yang sedang berlangsung di Gaza oleh Israel.
“CPJ menekankan bahwa jurnalis adalah warga sipil yang melakukan pekerjaan penting selama masa krisis dan tidak boleh menjadi sasaran pihak-pihak yang bertikai,” kata Sherif Mansour, koordinator program CPJ di Timur Tengah dan Afrika Utara.
“Jurnalis di seluruh kawasan melakukan pengorbanan besar untuk meliput konflik yang memilukan ini. Semua pihak harus mengambil langkah-langkah untuk memastikan keselamatan mereka," ujarnya.
Anggota Hamas membunuh lebih dari 1.400 warga Israel dalam serangan tanggal 7 Oktober.
Israel mengatakan, saat ini setidaknya 203 orang telah disandera.
Pejabat kesehatan Gaza pada Kamis ini mengatakan, bom Israel telah menewaskan 3.785 orang sejauh ini dan melukai lebih dari 12.000 orang.
Lebih banyak jurnalis yang terbunuh di Gaza selama dua minggu terakhir dibandingkan sejak tahun 2001 di wilayah tersebut, kata Mansour kepada AP.
Jurnalis yang tewas di wilayah tersebut termasuk Saeed Al-Taweel, pemimpin redaksi situs berita Al-Khamsa; Mohammed Sobh, seorang fotografer dari kantor berita Khabar; dan Hisham Alnwajha, jurnalis di kantor berita Khabar.
Ketiganya terbunuh pada tanggal 9 Oktober, menurut CPJ, ketika pesawat tempur Israel mengebom sebuah area yang menampung beberapa outlet media di distrik Rimal, Gaza barat.
Sehari sebelumnya, Assaad Shamlakh, seorang jurnalis lepas, tewas bersama sembilan anggota keluarganya, dalam serangan udara Israel di rumah mereka di lingkungan Sheikh Ijlin di selatan Jalur Gaza.
Salam Mema, seorang jurnalis lepas yang merupakan ketua Komite Jurnalis Perempuan di Majelis Media Palestina, sebuah organisasi yang memajukan karya jurnalis Palestina, dipastikan meninggal pada 13 Oktober.
“Mayatnya ditemukan dari reruntuhan tiga hari setelah rumahnya di kamp Jabalia, yang terletak di Jalur Gaza utara, terkena serangan udara Israel pada 10 Oktober,” kata CPJ.
Jurnalis lain yang terbunuh termasuk Shai Regev, editor bagian berita hiburan di surat kabar berbahasa Ibrani Ma'ariv; Ayelet Arnin, editor berita berusia 22 tahun di Kan, saluran TV milik negara Israel; dan Yaniv Zohar, seorang fotografer Israel untuk surat kabar harian berbahasa Ibrani Israel Hayom.
Regev, Arnin, dan Zohar terbunuh pada 7 Oktober selama serangan Hamas terhadap Israel. Israel National News melaporkan bahwa istri Zohar dan dua putrinya juga tewas.
Di Lebanon, Issam Abdallah, seorang videografer untuk Reuters, tewas dalam serangan penembakan dari arah Israel di dekat perbatasan Lebanon.