KODEMIMPI - Untuk membantu mengatasi persoalan Jepang resesi anak, Pemerintah Prefektur Aichi akan menggelar salah satu perjodohan massal terbesar di negara itu.
Sebanyak 400 lajang bakal dikumpulkan di Kota Nagakute, Jepang tengah, untuk mencari pasangan yang berorientasi menikah.
Sejak tahun fiskal 2011, Prefektur Aichi telah mengelola situs portal tempat orang-orang yang ingin menikah dapat menemukan informasi acara tersebut.
Namun, karena pandemi Covid-19, jumlah pernikahan menurun seiring dengan turunnya pengguna portal.
Menurut survei lajang yang dilakukan Prefektur Aichi pada 2018, sekitar 80 persen responden berniat untuk menikah suatu hari nanti, tetapi kira-kira 40 persen ingin tetap melajang karena belum bertemu pasangan yang sepemikiran.
Dikutip dari media Jepang Mainichipada Minggu (26/2/2023), dengan mempertimbangkan situasi tersebut Prefektur Aichi memutuskan untuk bertindak.
Acara gratis akan diadakan pada Oktober 2023 ini di Nagakute's Expo 2005 Aichi Commemorative Park.
Peserta yang boleh ikut adalah jomblo berusia 20-an sampai 30-an tahun yang tinggal, bekerja, atau belajar di Aichi.
Peserta awalnya akan menonton video untuk mempelajari percakapan dan tata krama dalam memikat calon pasangan, lalu dipisah menjadi kelompok-kelompok kecil guna menemukan belahan jiwa mereka.
Prefektur Aichi menganggarkan 9,77 juta yen (Rp 149,31 miliar) untuk acara perjodohan massal ini yang diambil dari dana publik.
Seorang pejabat prefektur menyatakan, dengan turunnya tingkat kelahiran mereka ingin membantu orang berpikir tentang pernikahan.
Manajemen acara perjodohan massal ini akan dikelola pihak luar (outsource), yaitu Nihon Konkatsu Shien Kyokai atau asosiasi pendukung perjodohan Jepang.
Mereka sudah bekerja sama dengan lembaga-lembaga publik untuk menyelenggarakan sejumlah acara semacam itu.
"Penting juga untuk menjadi kreatif agar orang-orang yang serius menikah merasa diterima untuk bergabung, bukan hanya mereka yang mencari pacar," kata perwakilan Nihon Konkatsu Shien Kyokai, Koki Goto.