PSSI Buka-bukaan Penyebab Kesulitan Gelar Piala Indonesia
JAKARTA – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, buka-bukaan soal penyebab sulitnya menggelar Piala Indonesia. Kompetisi piala domestik itu memang sudah mati suri selama lima tahun.
Sebatas informasi, terakhir kali Piala Indonesia digelar pada 2018-2019. Ketika itu, PSM Makassar tampil sebagai juara usai menaklukkan Persija Jakarta di partai final.
Erick sangat terbuka dengan dorongan publik soal menghidupkan kembali Piala Indonesia. Akan tetapi, untuk menggelar ajang itu faktor geografis Indonesia menjadi salah satu tantangan.
Geografis Indonesia, dari ujung ke ujung, naik pesawat delapan jam, bukan naik mobil yang delapan jam. Kita negara kepulauan. Artinya, sudah klubnya banyak, geografisnya jauh," sambung pria yang juga Menteri BUMN itu.
Erick mengatakan beberapa klub Liga 1 pun akan didera jadwal padat meski tanpa Piala Indonesia. Oleh dikarenakan, ada tim Liga 1 yang tampil AFC Champions League (ACL) 2, AFC Challenge League (ACGL), dan ASEAN Club Championship (ACC).
Ketika klub bermain Jumat-Minggu. Di tengah-tengahnya ada turnamen antarklub Asia yang tingkatannya ada tiga. Lalu sekarang juga ada turnamen antarklub Asia Tenggara," beber Erick.
Jadi Piala Indonesia, silakan kalau masuk kalendernya. Tapi yang tadi, saya tidak takut dihujat karena saya percaya proses. Ini pola pikir yang sama-sama kita dudukkan. Tidak ada salah dan benar. Saya mendukung Piala Indonesia, cuma kalendernya kapan?" tanya pria berusia 54 tahun itu.
Erick juga khawatir anggaran operasional klub akan membengkak dengan adanya Piala Indonesia. Selain itu, pemulihan kondisi pemain menjadi tantangan jika semakin padatnya jadwal kompetisi.
Saya rasa biaya logistik, pemain yang cedera. Apalagi kalau saya kepentingannya, mohon maaf, tiba-tiba pemain Timnas Indonesia cedera semua. Pengganti yang tidak ada. Talent pool kita tipis. Ini realitanya," tutupnya.